Tidak mengherankan untuk penjudi baru yang tidak mengetahui apa itu artinya turnover. Dalam kamus perjudian yang besar maksud turnover perjudian adalah jumlah taruhan / taruhan yang telah kita pasang dalam tempo tertentu.
Turnover tidaklah berpengaruh terhadap menang atau kalahnya taruhan kita. Tetapi bila kita mengikuti promo tertentu, umumnya bandar tempat kita bermain akan menyertakan syarat turnover yang harus dipenuhi.
Banyak penjudi pemula berpikir turnover adalah jumlah yang harus dihabiskan selama deposit, atau jumlah kekalahan.
Untuk menghitung sistem di setiap putaran, menang atau kalah dihitung dalam turnover. Sementara Draw, Rejected dan Kosong tidak akan dimasukkan dalam jumlah putaran.
Bila syarat tidak dipenuhi, maka kita tidak bisa klaim withdraw yang sudah kita dapatkan. Lantas bagaimana cara perhitungan dan apakah arti turnover dalam judi? Berikut ini kami berikan penjelasannya.
Cara menghitung Turnover
Turnover dalam judi adalah total dari apa yang sudah kita bet / pasang dalam periode atau putaran tertentu. Istilah turnover ini bisa digunakan pada permainan sportsbook, live casino, slot hingga poker.
Berapapun nominal yang kalian pasang, apakah itu menang atau kalah, akan dihitung sebagai turnover. Kalau bicara soal turnover, harus juga dilengkapi dengan periode tergantung sebagai apa turnover dibutuhkan.
Dalam situs agen judi casino biasanya menggunakan turnover untuk bonus cashback, bonus promo member baru hingga bonus mingguan dan lainnya.
Sebagai contoh, kita menghitung turnover selama seminggu terakhir dari tanggal 19-25 Agustus untuk mendapat bonus mingguan.
Dari jumlah yang kamu pasangkan di atas, ini berarti bahwa kamu mempunyai perolehan 100 + 200 + 500 + 25 = 825,000 turnover. Meskipun modal yang tersisa Rp300,000.
Selanjutnya, bila kamu mengambil bonus atau promo tertentu, biasanya dikenakan syarat turnover.
Misalnya syarat turnover 10X, maka kita tinggal tambahkan dari deposit + bonus dan kemudian kalikan.
Keuntungannya adalah, dengan modal yang lebih besar, kalian harus bermain dengan sabar dan menikmati setiap jalannya permainan.
Apakah di perusahaan kalian bekerja sering melihat karyawan banyak yang resign? kemudian perusahaan merekrut kembali orang lain tapi tidak lama setelah itu karyawan nya resign juga? Sepertinya fenomena seperti itu sudah familiar ya. Mayoritas akan berfikir hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan HRD nya dalam melakukan tugas nya. Tentulah tidak sepenuhnya benar, karena banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi.
Sebelum kita bahas lebih jauh, ada baiknya kita ketahui dulu apa itu istilah Turnover Intentions. Harninda (1999: 27) menjelaskan bahwa turnover intentions pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya. Dapat digarisbawahi hanya baru sampai keinginan untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu berpindah tempat kerja. Turnover intentions merupakan bentuk keinginan karyawan untuk berpindah ke perusahaan lain.
Menyambung dari bahasan bahwa fenomena banyaknya karyawan yang resign disebabkan oleh ketidakmampuan HRD dalam melakukan tugasnya. Bukan berarti HRD merupakan satu-satunya pihak yang disalahkan jika tingkat turnover karyawan cukup tinggi di perusahaan. Dalam interaksi kerja seorang karyawan, ada 4 pihak yang bersinggungan dalam proses kerja karyawan, yaitu :
1. Atasan Langsung2. Tim Kerja3. Rekan Kerja / lingkungan kerja4. HRD
Umumnya karyawan yang memiliki keinginan untuk berpindah dikarenakan ketidaksesuaian dengan kesepakatan awal, kekecewaan atas pemenuhan hak nya, budaya kerja yang tidak cocok, ketidakcocokan dengan rekan kerja, serta minimnya peluang untuk progress pengembangan karir kedepannya. Hal ini terjadi di beberapa lapisan karyawan mulai dari karyawan dengan kontribusi kerja biasa hingga "top perfomer" juga bisa mengalaminya.
Masing-masing pihak diatas berkontribusi dalam kenyamanan serta efektivitas kerja seorang karyawan.
Semua pihak diatas ditambah peran utama manajemen lah yang berkontribusi besar dalam turnover yang terjadi.
Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari perusahaan adalah suatu fenomena penting dalam kehidupan organisasi. Ada kalanya pergantian karyawan memiliki dampak positif. Namun sebagian besar pergantian karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap perusahaan, baik dari segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang.
Indikasi terjadinya turnover intention
Turnover intention ditandai dengan berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan, antara lain:
1. Absensi yang meningkat
Lihat Worklife Selengkapnya
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.