Actions (login required)
Andriani, Y. Y., & Adelia, S. C. (2021). Jangjawokan Paranti Dangdan: Rahasia Pesona Gadis Desa Karangjaya Kabupaten Pangandaran. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 2(2), 58-71.
Arifin, S. (2023). Solidaritas Komunitas Manusia Silver Dalam Mempertahankan Hidup Dan Ekonomi Keluarga Di Persimpangan Lampu Merah Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang, Kota Serang. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 34-48.
Astuti, I. I., & Lestari, S. N. (2022). Nilai-nilai dan Makna Simbolik Upacara Kirab 1 Syura di Loka Muksa Sri Aji Joyoboyo. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 79-90.
Barella, Y., Aminuyati, A., Saputri, M., Risti, O., Wahyuni, Y., Ayu, N., & Siska, S. (2023). TRADISI SUKU DAYAK KANAYATN DALAM PROSESI KELAHIRAN DAN KEMATIAN DI SUNGAI AMBAWANG KALIMANTAN BARAT. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 451-461.
Chandra, L. C., Endi, Y., Randa, A. G., & Putra, G. B. (2022). Perkawinan Adat Dayak Kanayatn dan Hubungannya dengan Perkawinan Gereja Katolik. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 122-250.
Diman, P. (2020). Nyanyian Adat Masyarakat Dayak Maanyan: Suatu Pendekatan Hermeneutika. Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 1(1), 40-56.
Mardiana, D., & Fauzi, I. (2022, May). Makna Kultural Benda-benda Bersejarah Peninggalan Kesultanan Kutaringin: Sebuah Pendekatan Semantik Pedagogis. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA (Vol. 1, No. 1, pp. 247-262).
Misnawati, M. (2023). Melintasi Batas-Batas Bahasa Melalui Diplomasi Sastra Dan Budaya: Crossing Language Boundaries Through Literary And Cultural Diplomacy. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 18(2), 185-193.
Misnawati, M. (2023, April). ChatGPT: Keuntungan, Risiko, Dan Penggunaan Bijak Dalam Era Kecerdasan Buatan. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA (Vol. 2, No. 1, pp. 54-67).
Misnawati, M. (2022). Teori Ekopuitika untuk Penelitian Sastra Lisan. Drestanta Pelita Indonesia Press.
Misnawati, M., Poerwadi, P., Nurachmana, A., Veniaty, S., Lestariningtyas, S. R., Christy, N. A., ... & Rahmawati, S. (2022). The Ekopuitika Theory. International Journal of Education and Literature, 1(1), 54-62.
Misnawati, M., Maysani, D., Diman, P., & Perdana, I. (2022). Keindahan Bunyi Sebagai Identitas Kultural Masyarakat Dayak Maanyan Dalam Sastra Lisan Tumet Leut. Drestanta Pelita Indonesia Press.
Misnawati, M. P., & Anwarsani, S. P. (2000). Teori Stuktural Levi-Strauss dan Interpretatif Simbolik untuk Penelitian Sastra Lisan. GUEPEDIA.
Misnawati, M., & Rahmawati, E. (2021). Emosi dalam Naskah Drama Sampek dan Engtay Karya Norbertus Riantiarno. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(7), 3360-3379.
Misnawati, M., Poerwadi, P., Anwarsani, A., Nurachmana, A., & Diplan, D. (2021). Representation of cultural identity of the Dayak Ngaju community (structural dynamic study). JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 7(4), 690-698.
Misnawati, M., Poerwadi, P., Veniaty, S., Nurachmana, A., & Cuesdeyeni, P. (2022). The Indonesian Language Learning Based on Personal Design in Improving the Language Skills for Elementary School Students. MULTICULTURAL EDUCATION, 8(02), 31-39.
Misnawati, M., Poerwadi, P., Cuesdeyeni, P., Wiyanto, M. S., Christy, N. A., Veniaty, S., ... & Rahmawati, S. (2022). Percepatan Produksi Karya Sastra Mahasiswa Program Permata Merdeka dengan Memanfaatan Voice Typing. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 13(1), 103-116.
Misnawati, M., Poerwadi, P., & Rosia, F. M. (2020). Struktur Dasar Sastra Lisan Deder. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 15(2), 44-55.
Norlaila, N., Diman, P., Linarto, L., Poerwaka, A., & Setyoningsih, R. A. (2022, May). Representasi Nilai-Nilai Sosial Dalam Karungut. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA (Vol. 1, No. 1, pp. 94-105).
Poerwadi, P., & Misnawati, M. P. Deder dan Identitas Kultural Masyarakat Dayak Ngaju. GUEPEDIA.
Poerwadi, P., Misnawati, M., & Sari, F. M. (2023). Literary Phenomenology in Ngaju Dayak Folklore. Journal of World Science, 2(2), 261-277.
Purba, A. I. (2022). Peranan Marga Terhadap Kerukunan Beragama pada Masyarakat Kota Tanjung Balai Sumatera Utara. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 45-56.
Purba, A. I., & Kemal, L. (2023). PENGARUH TRADISI “SONGGOT” TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO DI KOTA TANJUNG BALAI. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 262-270.
Putri, D. P., & Suminar, T. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Pada Desa Wisata “Kampung Kokolaka” Kelurahan Jatirejo Kota Semarang. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 34-44.
Shenita, A., Oktavia, W., Rahman, N. A., Irmareta, I. L., Subrata, H., Rahmawati, I., & Choirunnisa, N. L. (2022). Pembelajaran Seni Musik Botol Kaca Berbasis Proyek dengan Pendekatan Steam untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 122-250.
Simanullang, P. (2022). Application of Introduction To Personality Psychology 5 Genetic Intelligence Through The Concept of Stifin Test. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 100-109.
Sundar, A., & Kusumawati, I. R. (2022). Naga Dina, Naga Sasi, Naga Tahun Sebuah Identitas, Petungan Dan Pantangan Dalam Kearifan Lokal Kepercayaan Masyarakat Jawa di Tengah Globalisasi. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 12-20.
Tasik, F. B., Karlina, K., & Wulandari, D. (2022). Peran Penalaran Logika Dalam Pemecahan Masalah Pamali di Lembang Ratte Kecamatan Masanda. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 91-99.
Usop, L. S. (2020). Peran Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Ngaju untuk Melestarikan Pahewan (Hutan suci) di Kalimantan Tengah. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 1(1), 89-95.
Usop, L. S., Perdana, I., Poerwadi, P., Diman, P., & Linarto, L. (2021). Campur Kode Dalam Iklan Penawaran Barang di Forum Jual Beli Online Facebook Kota Palangka Raya (Kajian Sosiolinguistik). ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 2(2), 18-31.
Vanacova, S. A. A., & Nugroho, E. A. (2023). PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI REGENERASI SENI GEJOG LESUNG DI DUSUN KOWANG PUTON, KALURAHAN TRIMULYO, KAPANEWON JETIS, KABUPATEN BANTUL. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 381-391.
Veniaty, S. (2023). PAMALI PADA PEREMPUAN HAMIL DI MASYARAKAT BANJAR KALIMANTAN SELATAN (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA). ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 392-412.
KOMPAS.com – Kuntilanak didefinisikan sebagai makhluk astral yang dianggap sebagai lawan dari manusia.
Dalam narasi-narasi yang berkembang baik secara lisan ke lisan maupun dari tayangan perfilman, kuntilanak digambarkan sebagai makhluk yang kerap mengganggu manusia.
Praktik gangguan dari kuntilanak juga beragam, mulai dari suara-suara cekikikan yang aneh, suara tangisan, bayang-bayang, hingga menampakkan wujudnya.
Kuntilanak dalam tradisi-tradisi lisan masyarakat juga kerap disandingkan dengan suatu objek lain yang menjadi bagian dari ruang hantu itu sendiri.
Misalnya, kuntilanak diidentikkan dengan tempat yang sepi, seperti di gedung kosong bekas rumah sakit, sekolahan, dan pohon besar.
Pohon yang berukuran tinggi besar kerap kali diyakini sebagai tempat bersemayamnya kuntilanak. Apalagi, jika umur pohon tersebut digolongkan sebagai pohon tua.
Narasi lain yang mengiringi perkembangan kisah-kisah kuntilanak juga dikaitkan dengan kegelapan. Umumnya, hantu ini aktif pada waktu maghrib hingga menjelang subuh.
Baca juga: Sejarah Munculnya Kisah Kuntilanak
Dari Beragam versi dan cerita yang menyertai keseraman dalam aktivitas kuntilanak, setiap bagian-bagian dari kisahnya memiliki simbol.
Kuntilanak beserta simbol-simbolnya pernah menjadi objek kajian bagi beberapa kalangan akademisi, baik dalam maupun luar negeri.
Salah satu akademisi luar negeri yang mengkaji tentang Kuntilanak adalah seorang antropolog Jerman, Timo Duile. Hasil kajiannya yang telah dipublikasi di jurnal internasional terkemuka Leiden pada 2020.
Artikel berjudul "Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia" juga pernah dibedah dalam Forum Diskusi Budaya BRIN seri 53.
Dalam forum tersebut, diutarakan makna-makna simbol yang terkandung dalam narasi-narasi Kuntilanak yang beredar di masyarakat Indonesia.
Syabella Mega Faida, 2501415142 (2022) MAKNA SIMBOLIK TARI LENGGER TOPENG JANGKRIK GENGGONG DI SANGGAR SATRIA WONOSOBO. Under Graduates thesis, Unnes.
Tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong merupakan tari berpasangan yang dapat ditarikan secara berkelompok. Nama Jangkrik Genggong adalah diambil dari salah satu jenis jangkrik yang biasanya tinggal dirawa atau tanah berair yang berlumpur sangat dalam. Arti Jangkrik Genggong berarti seseorang dengan sifat keliarannya untuk mendapatkan sesuatu. Tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong dalam pertunjukannya muncul makna simbolik yang dapat dilihat dari gerak tari, property dan rias busana, serta dapat kita dengar dari iringan atau musiknya sehingga menggambarkan seorang lelaki yang sangat menyukai seorang wanita sampai tidak dapat mengendalikan hawa nafsu. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana bentuk pertunjukan dan makna simbolik tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong di Sanggar Satria Wonosobo. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan Makna Simbolik dan bentuk pertunjukan tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong di Sanggar Satria Wonosobo. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan semiotik dan pendekatan etik emik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teori model Janet Adshead. Teknik keabsahan data menggunakan cara triangulasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong memiliki makna yang terkandung didalamnya. Makna simbolik terdapat pada simbol diskurtif yang terdiri dari makna penari, gerak, tema, musik, tata rias dan busana, property. Makna simbol presentasional yang terdiri dari makna Tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong yakni tarian yang menggunakan topeng ditarikan secara berpasangan oleh laki-laki dan perempuan dewasa dengan bergairah serta diiringi menggunakan gending Lancaran Jangkrik Genggong Pathet E Manyura. Makna gerak yang menceritakan tentang seorang lelaki jatuh cinta dengan seorang wanita hingga tidak dapat mengendalikan hawa nafsu. Gerak tari Lengger Topeng Jangkrik Genggong memberikan kesan yang lincah dan energik yang ditarikan oleh sepasang penari putra dan putri. Makna property yaitu lihat dari topeng yang memiliki karakter kasar, keras dan sigap tetapi sedikit brangasan. Makna iringan sebagai ilustrasi musik pengiring didalamnya terdapat syair yang menggambarkan ajakan berbuat baik dan selalu ingat pada sang pencipta. Makna tata rias dan busana sebagai simbol seorang gadis yang anggun dari kepribadiannya dan seorang lelaki gagah perkasa. Saran yang diajukan bagi Sanggar Satria Wonosobo, supaya mengadakan latihan rutin untuk mengembangkan kualitas sebagai penari serta memunculkan regenerasi penari dan pementasan keliling sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat
Simbol patriarki dalam kisah kuntilanak
Kuntilanak dalam budaya lisan Indonesia dikisahkan sebagai perwujudan dari sosok perempuan yang meninggal secara tidak wajar.
Ketidakwajaran dalam meninggalnya seorang perempuan yang menjadi kuntilanak biasanya digambarkan sebagai korban pemerkosaan yang dibunuh.
Karena meninggal secara tidak wajar, sebagai upaya membalas dendam kepada orang-orang yang telah melecehkan dan membunuhnya, dia menjadi hantu kuntilanak.
Baca juga: Patriarki, Pengertian dan Sejarah Singkatnya
YOYO Decor: trò chơi thay đồ
Chứa quảng cáoMua trong ứng dụng
a type of pastry made by folding a piece of dough over a filling of fruit, cheese, or other savory or sweet ingredients
The car accident resulted in a rollover, causing significant damage to the vehicle.
Insurance rates can increase significantly after a rollover incident.
Survivors of the rollover were fortunate to escape with minor injuries.
The driver lost control on the icy road, leading to a rollover that blocked traffic for hours.
Off-road vehicles use sturdy roll cages to handle rough terrain and potential rollovers.